Ketika
engkau dilanda kegalauan, kegelisahan, dan engkau merasa bahwa Allah
tidak adil dalam menetapkan taqdir-mu, dan engkaupun mulai
bertanya-tanya dan ingin meluapkan kekesalan dengan berteriak kepada
Allah, “Yaa Allah, mengapa ini terjadi??”.
Wahai jiwa yang resah, jika engkau masih
memiliki keimanan terhadap al-Qur’anul Karim, maka bukalah mushaf
milikmu, renungilah bahwasanya Allah berfirman,
لاَ يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai”. QS. Al Anbiya’: 23.
Terserah Allah ingin berbuat dan berkehendak seperti apa,
فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
“Maha Kuasa Berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Buruj: 16)
Oleh karena itu, tidaklah layak seorang
muslim banyak menanyakan taqdir Allah, justru hendaknya dia-lah yang
mempersiapkan dirinya sendiri untuk ditanya oleh Allah kelak. Siapkah
kita dengan 4 hal yang akan ditanyakan kepada kita kelak? sebagaimana
sabda Nabi kita -shallallahu’alaihi wa sallam-:
لَا
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا وَضَعَهُ وَعَنْ
عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
“Tidak akan bergeser tapak kaki seorang
hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara.
(Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk
apa ia gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan
kemanakah ia membelanjakannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia
amalkan”. [HR At Tirmidzi dan Ad Darimi].
Semoga Allah senantiasa memberi kita hidayah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar