Kamis, 06 Juni 2013

BENARKAH KITA BISA MELAKUKAN CLONING MANUSIA ?

Ini adalah pertanyaan kedua yang sering juga diajukan pada saya berkenaan studi genetika...

Benarkah cloning manusia bisa dilakukan? Sebelumnya kita sepakati dulu sampai sejauhmana batasan dari yang dimaksud dengan cloning.

Memang besar kemungkinannya dan tinggal menunggu waktu saja, para ilmuwan genetika bisa menduplikasi seseorang melalui cloning, tapi itu hanya sebatas duplikasi fisik tubuh. Ada sebuah “garis batas” yang mustahil dilalui oleh cloning sampai kapanpun. Sekalipun tampilan fisik tubuhnya sama persis, tapi ruhnya tidaklah sama ! Karena cloning mustahil untuk menduplikasi ruh pengisinya.

Fisik tubuh seseorang bisa diduplikasi berkat ditemukannya kode DNA yang dengan pemetaan kode DNA tersebut, proses cloning bisa dilakukan.

Setelah pemetaan DNA lengkap dilakukan, maka peta DNA tersebut diaplikasikan pada sel bakal calon janin. Sel hasil rekayasa genetika tersebut selanjutnya ditanamkan pada “ibu tiri” (surrogate mother) yang meminjamkan rahimnya untuk tempat sementara agar ia bisa berkembang menjadi janin.

Janin kemudian akan berkembang membentuk organ-organ tubuh berdasarkan peta DNA yang telah direkayasa. Nah, jelaslah peta DNA tidak berperan dalam meniupkan ruh ke dalam tubuh tersebut, karena di dalam peta DNA tidak mengandung informasi tentang ruh melainkan hanya sebatas informasi tentang bentuk fisik tubuh.

Pertanyaannya, apakah ruh yang pertama akan beralih pindah ke janin yang di-cloning tersebut? Tentunya hal itu diserahkan pada yang Dzat Menciptakannya, yaitu Allah SWT dan inilah jawaban-Nya bisa disimak pada ayat berikut:

“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti SATU JIWA SAJA. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Luqman 31:28]

Jadi tidak ada perpindahan ruh dari fisik tubuh yang sudah ada di kubur ke janin yang di-cloning. Ruh akan tetap berada di tubuh sebelumnya dan akan dibangkitkan kembali di akhirat kelak dengan tubuh yang sama bukan dengan tubuh yang di-cloning.

Bilamana kelak anda berhasil meng-cloning orang yang anda sangat cintai, yakinilah, ia bukanlah sebenar-benarnya orang yang anda cintai tetapi sudah sosok lain sekalipun tampilan fisiknya sama.

Perlu diingat, ditemukannya teknologi cloning bukanlah jalan untuk “Menjadi Tuhan” melainkan jalan untuk “Mengenal Tuhan” karena dengan cloning itu kita menjadi bisa melihat bagaimana dahsyatnya kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan mahluk.
 
MENGAPA AL-QURAN TIDAK MENYEBUT-NYEBUT CLONING ?

Hal ini sering ditanyakan pada saya berkenaan studi genetika. Ini penjelasan singkatnya...

“Cloning” bukanlah proses menciptakan melainkan proses menduplikasi dari mahluk hidup yang sudah diciptakan. Bila sudah mampu untuk menciptakan, maka cloning adalah hal yang mudah. Jadi proses menciptakan adalah hal yang sangat tinggi kedudukannya dibandingkan cloning.

Itulah mengapa anda tidak akan menemukan istilah “Cloning” dalam Qur’an melainkan lebih banyak disebut-sebut “Creation” atau penciptaan sebagai wujud supremasi kekuasaan Maha Tinggi dari Allah SWT.

Anda tidak bisa mengklaim “Menciptakan Nasi” karena anda hanya berperan memicu kejadian terwujudnya nasi yaitu dengan mempertemukan panas api, air dan beras, selanjutnya ketiga unsur tersebut yang menyebabkan beras berubah menjadi nasi. Anda tidak berperan memberikan panas karena api yang melakukannya, juga tidak berperan dalam melembutkan karena air yang berperan, juga tidak berperan dalam memunculkan nasi karena beraslah yang peran.

Jadi di mana peran anda dalam penciptaan? Tidak Ada !

Kesimpulannya, kita sebagai manusia hanya diberi kelebihan akal, yang dengan akal itu kita mengetahui berbagai potensi dari benda-benda di alam ini (lihat QS. al-Baqarah 31-33), yang dengan mengetahui potensi benda-benda itu kita punya pengetahuan hingga mampu untuk memicu sebuah kejadian yang menimbulkan suatu wujud.

“...Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya...” [QS. al-Hajj 22:73]
source: FB Dokter Hany Rono
 

2 komentar:

  1. Kejahatan setan selanjutnya, "Waan taquuluu alallohi maa laa taklamuun. 'Dan agar kalian berkata yang tidak kalian ketahui' atas Alloh."
    Saya khawatir 'ini termasuk' yang dimaksud oleh Alloh dalam potongan ayat tsb.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus